( DAN SEKITARNYA ) HALMAHERA UTARA PROPINSI MALUKU UTARA )
Per 26 s/d 03 Januari 2000
forward by Hasan Rasyidi
07 Januari 2000
Propinsi Maluku Utara baru saja merayakan kemenangan atas disahkan serta diresmikannya oleh Pemerintah menjadi salah satu Propinsi diantara 26 Propinsi di Indonesia, namun seiring dengan suka cita itu ternyata membawa sejumlah persoalan yang dimulai dari Konflik masyarakat Malifut ? Kao yang mencuat kepermukaan dengan dalil perbatasan ternyata sesungguhnya adalah cikal bakal konflik berbau SARA yang dikelabui di wilayah ini kenapa tidak, kondisi riil di lapangan Malifut adalah simbol umat Islam di Halmahera Bagian Utara dan Kao (walau ada muslim ) tapi mayoritas yang mendiami kaum Nasarani, kejadian demi kejadian beruntun meluas ke Pulau Tidore, Halmahera bagian Tengah dan Selatan sampai ke Pulau Ternate.
Menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya kerusuhan ini terjadi ada kaitanya dengan tragedi di Ambon hal ini disebabkan kelompok masyarakat Ambon Nasrani sebagian melarikan diri ke Maluku Utara. Disamping itu dipicu lagi dengan rasa Feodalnya Sultan Ternate yang ingin
menunjukan Kebobrokanya dengan memamfaatkan pasukanya menyerang warga muslim yang
mendiami Kota Ternate terutama suku Makian, Bacan,Tidore dan Sanana (konon sebagai lawan politiknya) dengan puncaknya Pembakaran sekitar 100 buah rumah di kelurahan Kampung Pisang, Tanah Tinggi dan Maliarao oleh pasukan adat kesultanan ternyata konspirasi yang di mainkan adalah konspirasi murahan yang dibuktikan dengan pasukan tersebut adalah orang-orang Nasarani dan berhasil di gempur masyarakat Muslim (pasukan putih) di Istana Sultan sehingga sultan Ternate menyerah dihadapan sultan Tidore dan disaksikan oleh Gubernur Maluku Utara Sulasmin SH.
Tanggal 25 Desember tidak selalu diidentikkan dengan hari Natal yang merupakan hari suci Umat Nasrani dimana hari itu umat Islam pun dengan landasan toleransi selalu menghormati, namun di Tobelo, Ibukota kecamatan Tobelo, Kabupaten Maluku Utara Propinsi termuda Maluku Utara. Lain yang dirasakan yakni suatu Tragedi yang tak mungkin dilupakan oleh umat yang namanya umat Islam di Jazirah Utara Al-Muluk ( nama awal Maluku ) ini. Seperti diuraikan dalam kronologis berikut :
Kecamatan Tobelo
Minggu, 26 Desember 1999
Pukul 20.15 WIT, terjadi pelemparan rumah milik seorang warga muslim tak diketahui asal lemparan, tak berapa lama terjadi lemparan balasan yang menurut saksi mata mengenai rumah milik purnawirawan polisi bermarga Maitimu di daerah Gosoma Barat, suasana ini dapat dikendalikan. Lalu ada warga yang melihat purnawirawan Maitimu ini berjalan menuju Gosoma (yang dominasi ditempati warga Kristen). Selanjutnya dalam waktu yang tidak terlalu lama, terlihat 5 orang pemuda dari Gosoma mabuk dan berteriak kearah tempat pasar kaget. Kejadian ini berlangsung pada saat Umat Islam sedang melaksanakan sholat Isya dan Tarwih, kelakuan pemuda ini membuat masyarakat kaget dan melarikan diri, Ketika itu kelima pemuda itu menuju jalan depan Gereja Pantekosta, dari situlah tiang listrik dan bel gereja dibunyikan.
Sekitar pukul 21.30 WIT terdengar tanda pemukulan tiang listrik diselingi bunyi lonceng Gereja , pada saat yang sama juga terdengar bom. Suasana malam mulai gempar. Masyarakat di Desa Jalan Baru (Islam) dan Gosoma (Kresten) mulai berhadapan dan saling engkonsentrasikan
massa, ketika itu korban yang meninggal awal adalah 2 orang.
Senin, 27 Desember 1999
Sekitar pukul 03.00 WIT merebak informasi bahwa akan ada penyerangan dari kelompok merah ke kaum muslimin yang berada diantara kelompok merah (dikelilingi). Pukul 05.00 bersamaan dengan tiba shalat Subuh terjadi penyerangan ke kaum muslimin (oleh kaum muslimin inamakan serangan fajar) dengan kejadian ini akhirnya terjadi bentrok antara kedua bela pihak hingga
siang hari dan akibatnya banyak korban dipihak muslimin mulai berjatuhan (bertambah). Hal ini diketahui dari banyak korban yang dilarikan ke masjid, saat yang sama telah terjadi pembakaran rumah hingga pagi hari arus pengunsi mulai membludak diinstansi militer
Selasa, 28 Desember 1999
Masih terjadi bentrok kedua bela pihak, korban sudah berjumlah 13 orang yang sempat diketahui, menurut saksi mata kelompok merah yang menyerang dengan menggunakan senjata lengkap berupa parang, tombak, panah-panah, bom Molotov, senjata bahkan granat. Kondisi kaum muslimin saat itu semakin parah karena persedian yang dimiliki suda tidak ada lagi Menurut saksi mata bahwa sebelumnya yaitu hari Jum?at melihat masyarakat mengangkut panah-panah ke dalam gedung gereja dan mengatakan bahwa natal kali ini adalah Natal berdarah.
Rabu, 29 Desember 1999
Sekitar pukul 06.00 WIT di Desa Togolihua di serang dari dua penjuru yakni dari arah utara dan selatan pasukan kelompok meraha (Nasrani) yang berjumlah sekitar lebih dari seribu personil melakukan kontak dengan masyarakat muslimin Desa Togolihua bentrokan terjadi hingga pukul
11.300 WIT dengan keterbatasan persiapan yang dimiliki oleh masa muslim Desa Togolihua dan jumlah kelompok penyerangan yang sangat besar sehingga pada pukul 12.00 WIT Desa Muslim Tigolihua nyaris ditelan oleh kelompok merah dengan demikian korban dikelompok muslim tidak bisa terhindari.
Di Mesjid Al Ikhlas (Kompleks Pam) tempat diungsikanya para ibu dan anak-anak menjadi sasaran empuk (terjadi pembataian yang sangat menyayat hati kaum mulimin) karena disana terdapat sekittar 400 (empat ratus) jiwa dibantai habis-habisan tidak ada satu pun yang meloloskan diri. Ada beberapa wanita yang dibawa ke Desa Tobe (sekitar 9 KM ) dari Desa Togolihua mereka dikembalikan dengan tidak menggunakanan busana sehelai pun (telanjang). Pada saat yang sama juga menurut penuturan saksi mata, korban yang sempat jatu dicincang dan dijejerkan kepala mereka diruas jalan.
Modus operasi yang dilakukan oleh kelompok merah mula-mula melakukan pemboman kemudian dilanjutkan dengan pembakaran dengan demikian tidak ada satu pun yang lolos dari sasaran mereka
Kamis - Jum'at, 30-31 Desember 1999
Asrama kompi C 732 di Tobelo telah dipenuhi oleh sekitar 13 ribu pengunsi yang manyoritas kaum muslimin. Informasi yang diterima dari para korban, sebelum kejadian di Kota Tobelo hampir sebagian besar ibu-ibu dari kelompok merah telah diungsikan hal ini dirasakan masyarakat di kompleks Kampung Jalan Baru dan Kampung Cina. Arus Pengungsi mulai mengalir ke Ternate mulai dari hari selasa, 28 Desember 1999 sampai dengan 31 Desember 1999 sekitar 10.660 jiwa. Pada hari yang sama ini di Sidangoli Kec. Jailolo juga tidak luput dari Konflik yang menelan korban jiwa dipihak muslim 10 orang.
Sabtu - Minggu, 1- 2 Januari 2000
Enam hari setelah Konflik masa dalam suasana Ramadhan 1420 H, Jailolo mengalami imbasnya yakni terjadi bentrokan antara massa Muslim dan massa Nasrani tepatnya di desa Tuada, aparat keamanan yang seharusnya menjadi penengah dan menjunjung tinggi netralitas tanpa harus bertindak sepihak telah melakukan penembakan kearah warga Muslim menurut Saksi
mata M. Muhidin sejumlah 9 orang oknum. Namun 4 orang yang dapat diidentifikasi yaitu :
1. Serma J. Kuwela
2. Serma Alex Fembuaian
3. Koptu Munaten
4. Serma (pur) Marten Kolotja
Bukti hukum dalam kasus keterlibatan aparat ini yaitu ditemukannya peluru dalam tubuh korban, korban luka-luka yang dapat diidentifikasi adalah Saeni dan Rinto ( warga Muslim )
Sampai dengan tanggal 2 Januari 1999 telah berjumlah 12.266 jiwa yang berada di tempat- tempat yang telah disediakan oleh masyarakat kota Ternate.
Sampai berita ini diturunkan Hari Senin, Tanggal 3 januari 1999 pukul 14.00 WIT, arus pengungsi ke Ternate semakin meningkat data semntara berjumlah 25.266 jiwa kebanyakan anak-anak dan wanita yang diangkut oleh KM Lambelu dan KRI 501 milik angkatan Laut mereka diungsikan di beberapa gudang dan perumahan masyarakat Kota Ternate, Pengungsi juga sementara di tampung di Perumahan penduduk di Ibukota kabupaten Halmahera tengah (belum didata jumlahnya), daerah konflik semakin melebar ke kecamatan sekitarnya yaitu Kecamatan Loloda, Kao, Jailolo, Ibu dan Malifut. Jumlah korban diperkirakan sekitar 520 jiwa dari berbagai tempat/lokasi yang terisolir oleh aparat keamanan.
Diterima oleh Pos Keadilan Peduli Ummat Jakarta dari Pos Keadilan Peduli Ummat Ternate Pukul 21.00 WIB
Tim Investigasi
Pos Keadilan Peduli Ummat
Jl. Mampang Prapatan XII No. 9 Tegal Parang Jakarta Selatan
Bantuan Kemanusiaan dapat anda kirimkan melalui :
1. Bank Danamon a.n Muhdar Hasanat No. Rek. 044.0901472.3
2. Bank Muamalat Indonesia ( BMI ) a.n Pos Keadilan Peduli Ummat No.
Rekening 301.00354.15
Apa yang bisa kita berikan untuk saudara-saudara kita di Ambon dan Ternate????
Adakah kepedulian kita kepada mereka????
(2:120) : KRONOLOGIS TRAGEDI RAMADHAN BERDARAH DI TOBELO 26 Des s/d
Betway Casino Hotel, Laughlin - Mapyro
BalasHapusThe Betway Casino 경상남도 출장마사지 Hotel Laughlin 대구광역 출장샵 location map and 광주 출장마사지 road conditions (Southland Road, Laughlin), including 경상남도 출장마사지 road conditions 문경 출장마사지 and road conditions.