Rabu, 31 Maret 2010

AMBON BLOOD The Moslem Cleansing Chapter III

KRONOLOGIS TRAGEDI RAMADHAN BERDARAH DI TOBELO
( DAN SEKITARNYA ) HALMAHERA  UTARA PROPINSI MALUKU UTARA )
Per 26 s/d 03 Januari 2000
forward by Hasan Rasyidi
07 Januari 2000
Pendahuluan
Propinsi  Maluku  Utara  baru saja merayakan kemenangan atas disahkan  serta  diresmikannya  oleh Pemerintah menjadi salah satu Propinsi diantara  26  Propinsi  di  Indonesia,  namun  seiring dengan suka cita itu ternyata  membawa  sejumlah persoalan yang dimulai dari Konflik masyarakat Malifut ? Kao yang mencuat kepermukaan dengan dalil perbatasan ternyata sesungguhnya  adalah  cikal  bakal  konflik  berbau  SARA  yang dikelabui di wilayah ini  kenapa  tidak,  kondisi riil di lapangan  Malifut adalah simbol umat Islam  di  Halmahera Bagian Utara dan Kao (walau ada muslim ) tapi mayoritas yang  mendiami  kaum  Nasarani, kejadian demi kejadian beruntun  meluas ke Pulau Tidore,  Halmahera  bagian  Tengah  dan  Selatan  sampai ke Pulau Ternate.
Menurut  sumber-sumber  yang  dapat  dipercaya  kerusuhan  ini terjadi ada  kaitanya  dengan  tragedi  di Ambon hal ini disebabkan kelompok masyarakat  Ambon  Nasrani  sebagian  melarikan  diri  ke  Maluku Utara. Disamping itu  dipicu  lagi  dengan  rasa  Feodalnya Sultan Ternate yang ingin
menunjukan  Kebobrokanya  dengan  memamfaatkan  pasukanya  menyerang warga muslim yang
mendiami  Kota  Ternate  terutama    suku  Makian, Bacan,Tidore dan Sanana  (konon  sebagai  lawan politiknya) dengan puncaknya Pembakaran sekitar 100  buah  rumah  di  kelurahan  Kampung Pisang, Tanah Tinggi dan Maliarao oleh  pasukan  adat  kesultanan  ternyata  konspirasi  yang  di  mainkan  adalah  konspirasi   murahan   yang  dibuktikan  dengan  pasukan  tersebut adalah  orang-orang  Nasarani  dan berhasil di gempur  masyarakat  Muslim (pasukan  putih)  di Istana Sultan sehingga sultan Ternate menyerah dihadapan sultan  Tidore dan disaksikan oleh Gubernur Maluku Utara Sulasmin SH.
Tanggal  25  Desember tidak selalu diidentikkan dengan hari Natal yang  merupakan  hari  suci  Umat  Nasrani dimana hari itu umat Islam pun dengan  landasan  toleransi selalu menghormati, namun di Tobelo, Ibukota kecamatan  Tobelo,  Kabupaten  Maluku  Utara Propinsi termuda Maluku Utara. Lain yang  dirasakan  yakni  suatu  Tragedi yang tak mungkin dilupakan oleh umat yang  namanya  umat  Islam  di Jazirah Utara Al-Muluk  ( nama awal Maluku ) ini.  Seperti  diuraikan dalam kronologis berikut :
Kecamatan Tobelo
Minggu, 26 Desember 1999
Pukul  20.15 WIT, terjadi pelemparan rumah milik seorang warga muslim  tak diketahui asal lemparan, tak berapa lama terjadi lemparan balasan yang  menurut  saksi  mata  mengenai  rumah  milik  purnawirawan polisi bermarga  Maitimu  di  daerah Gosoma Barat, suasana ini dapat dikendalikan. Lalu ada  warga  yang  melihat purnawirawan Maitimu ini berjalan menuju Gosoma (yang  dominasi  ditempati  warga  Kristen).  Selanjutnya  dalam waktu yang tidak  terlalu  lama,  terlihat  5  orang pemuda dari Gosoma mabuk  dan berteriak  kearah  tempat  pasar kaget. Kejadian ini berlangsung pada saat Umat Islam  sedang  melaksanakan  sholat  Isya dan Tarwih, kelakuan pemuda ini membuat  masyarakat  kaget  dan melarikan diri, Ketika itu kelima pemuda itu menuju  jalan  depan  Gereja Pantekosta, dari situlah tiang listrik dan bel gereja  dibunyikan.
Sekitar  pukul  21.30  WIT  terdengar  tanda  pemukulan tiang listrik  diselingi  bunyi  lonceng Gereja , pada saat yang sama juga terdengar bom.  Suasana  malam  mulai  gempar.  Masyarakat  di Desa Jalan Baru (Islam) dan  Gosoma  (Kresten)  mulai  berhadapan  dan saling engkonsentrasikan
massa,  ketika itu korban yang meninggal awal adalah 2 orang.
Senin, 27 Desember 1999
Sekitar  pukul 03.00 WIT merebak informasi bahwa akan ada penyerangan  dari kelompok merah ke kaum muslimin yang berada diantara  kelompok  merah  (dikelilingi).       Pukul 05.00 bersamaan dengan tiba shalat Subuh terjadi penyerangan ke  kaum  muslimin  (oleh  kaum  muslimin  inamakan  serangan  fajar)  dengan  kejadian  ini  akhirnya  terjadi  bentrok  antara  kedua bela pihak hingga
siang  hari dan akibatnya banyak korban  dipihak muslimin mulai berjatuhan  (bertambah).  Hal  ini  diketahui  dari  banyak  korban  yang dilarikan ke   masjid,   saat  yang  sama telah terjadi pembakaran rumah hingga pagi hari  arus pengunsi mulai membludak diinstansi militer
Selasa, 28 Desember 1999
Masih  terjadi  bentrok  kedua  bela pihak, korban sudah berjumlah 13  orang  yang  sempat  diketahui,  menurut  saksi  mata  kelompok merah yang  menyerang  dengan  menggunakan  senjata  lengkap  berupa  parang,  tombak,  panah-panah,  bom  Molotov,  senjata  bahkan granat. Kondisi kaum muslimin  saat itu semakin parah karena persedian yang dimiliki suda tidak ada lagi  Menurut  saksi  mata  bahwa  sebelumnya  yaitu  hari  Jum?at  melihat  masyarakat  mengangkut panah-panah  ke dalam gedung gereja dan mengatakan  bahwa natal kali ini adalah Natal berdarah.
Rabu, 29 Desember 1999
 Sekitar  pukul 06.00 WIT di Desa Togolihua di serang dari dua penjuru  yakni  dari  arah utara dan selatan pasukan kelompok meraha (Nasrani) yang  berjumlah  sekitar  lebih  dari  seribu  personil  melakukan kontak dengan  masyarakat  muslimin  Desa Togolihua bentrokan terjadi hingga pukul
11.300  WIT  dengan  keterbatasan  persiapan  yang  dimiliki oleh masa muslim Desa  Togolihua dan jumlah kelompok penyerangan yang sangat besar  sehingga pada  pukul  12.00  WIT Desa Muslim Tigolihua nyaris ditelan oleh kelompok merah  dengan demikian korban dikelompok muslim tidak bisa terhindari.
Di  Mesjid  Al Ikhlas (Kompleks Pam) tempat diungsikanya para ibu dan  anak-anak  menjadi  sasaran empuk (terjadi pembataian yang sangat menyayat  hati  kaum mulimin) karena disana terdapat sekittar 400 (empat ratus) jiwa  dibantai habis-habisan tidak ada satu pun yang meloloskan diri.  Ada  beberapa   wanita  yang dibawa ke Desa Tobe (sekitar 9 KM ) dari  Desa  Togolihua  mereka  dikembalikan  dengan  tidak  menggunakanan busana  sehelai  pun (telanjang). Pada saat yang sama juga menurut penuturan saksi  mata,  korban  yang  sempat  jatu  dicincang dan dijejerkan  kepala mereka  diruas jalan.
Modus  operasi yang dilakukan oleh kelompok merah mula-mula melakukan  pemboman  kemudian dilanjutkan dengan pembakaran dengan demikian tidak ada  satu pun yang lolos dari sasaran mereka
Kamis - Jum'at, 30-31 Desember 1999
Asrama  kompi  C  732  di  Tobelo telah dipenuhi oleh sekitar 13 ribu  pengunsi  yang manyoritas kaum muslimin. Informasi yang diterima dari para  korban, sebelum kejadian di Kota Tobelo hampir sebagian besar ibu-ibu dari  kelompok  merah  telah diungsikan hal ini dirasakan masyarakat di kompleks  Kampung Jalan Baru dan Kampung Cina. Arus  Pengungsi  mulai mengalir ke Ternate mulai dari hari selasa, 28  Desember 1999 sampai dengan 31 Desember 1999 sekitar 10.660 jiwa. Pada  hari  yang  sama ini di Sidangoli Kec. Jailolo juga tidak luput  dari Konflik yang menelan korban jiwa dipihak muslim 10 orang.
Sabtu - Minggu, 1- 2 Januari  2000
Enam hari setelah Konflik masa dalam suasana Ramadhan 1420 H, Jailolo  mengalami  imbasnya  yakni terjadi bentrokan antara massa Muslim dan massa  Nasrani  tepatnya  di  desa Tuada, aparat keamanan yang seharusnya menjadi  penengah  dan  menjunjung  tinggi netralitas tanpa harus bertindak sepihak  telah  melakukan  penembakan  kearah  warga  Muslim  menurut Saksi
mata M.  Muhidin  sejumlah  9  orang oknum. Namun 4 orang yang dapat diidentifikasi  yaitu :
 1.  Serma J. Kuwela
 2.  Serma Alex Fembuaian
 3.  Koptu Munaten
 4.  Serma (pur) Marten Kolotja
Bukti  hukum  dalam  kasus keterlibatan aparat ini yaitu ditemukannya peluru  dalam  tubuh  korban,  korban  luka-luka yang dapat diidentifikasi adalah Saeni dan Rinto ( warga Muslim )
Sampai  dengan  tanggal   2  Januari 1999 telah berjumlah 12.266 jiwa  yang  berada  di tempat- tempat yang telah disediakan  oleh masyarakat kota  Ternate.
Sampai berita ini diturunkan Hari Senin, Tanggal 3 januari 1999 pukul  14.00  WIT,  arus pengungsi  ke  Ternate  semakin meningkat data semntara  berjumlah  25.266  jiwa kebanyakan anak-anak dan wanita yang diangkut oleh  KM  Lambelu  dan KRI 501 milik angkatan Laut mereka diungsikan di beberapa  gudang  dan perumahan masyarakat Kota Ternate, Pengungsi juga sementara di tampung di Perumahan penduduk di Ibukota kabupaten Halmahera tengah (belum  didata jumlahnya),  daerah konflik semakin melebar ke kecamatan sekitarnya  yaitu  Kecamatan  Loloda,  Kao,  Jailolo,  Ibu  dan Malifut. Jumlah korban  diperkirakan  sekitar  520 jiwa dari berbagai tempat/lokasi yang terisolir  oleh aparat keamanan.
Diterima  oleh  Pos Keadilan Peduli Ummat Jakarta dari Pos Keadilan Peduli Ummat Ternate Pukul 21.00 WIB
 Tim Investigasi
 Pos Keadilan Peduli Ummat
 Jl. Mampang Prapatan XII No. 9 Tegal Parang Jakarta Selatan
 Bantuan Kemanusiaan dapat anda kirimkan melalui :
 1.  Bank Danamon a.n Muhdar Hasanat No. Rek. 044.0901472.3
 2.  Bank Muamalat Indonesia ( BMI ) a.n Pos Keadilan Peduli Ummat No.
 Rekening 301.00354.15

SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG MU?MIN ITU BERSAUDARA
Apa yang bisa kita berikan untuk saudara-saudara kita di Ambon dan Ternate????
Adakah kepedulian kita kepada mereka????

(2:120) : KRONOLOGIS TRAGEDI RAMADHAN BERDARAH DI TOBELO 26 Des s/d

1 komentar:

  1. Betway Casino Hotel, Laughlin - Mapyro
    The Betway Casino 경상남도 출장마사지 Hotel Laughlin 대구광역 출장샵 location map and 광주 출장마사지 road conditions (Southland Road, Laughlin), including 경상남도 출장마사지 road conditions 문경 출장마사지 and road conditions.

    BalasHapus